Review Film Korea: Forbidden Fairytale (2025)
Review Film Korea: Forbidden Fairytale (2025). Forbidden Fairytale (2025), komedi romantis Korea yang disutradarai Lee Jong-seok, langsung mencuri perhatian sejak rilis perdana pada Januari lalu. Film ini mengisahkan Danbi (Park Ji-hyun), seorang pemimpi yang ingin jadi penulis buku anak-anak, tapi terjebak sebagai pegawai pemula di tim penindakan pornografi ilegal. Untuk bayar utang perbaikan mobil, ia nekat menulis novel web erotis—kisah yang berujung kekacauan lucu dengan rekan kerjanya, Siwon (Choi Si-won). Dengan durasi 109 menit dan rating 18+ untuk adegan dewasa, film ini memadukan tawa renyah, romansa ringan, dan kritik sosial halus tentang tabu seksual di masyarakat Korea modern. Di tengah gelombang K-drama yang mendominasi, Forbidden Fairytale menawarkan angin segar sebagai film bioskop yang tak malu-malu bahas erotis tanpa kehilangan pesona. Apakah ini jadi hits baru atau sekadar hiburan sementara? Mari kita bedah lebih dalam. BERITA BASKET
Sinopsis yang Lucu dan Tak Terduga: Review Film Korea: Forbidden Fairytale (2025)
Cerita dimulai dengan Danbi, fresh graduate yang penuh idealisme, bergabung di Youth Protection Team—sebuah unit pemerintah yang sibuk menyaring konten dewasa ilegal. Hidupnya yang polos langsung terguncang saat mobilnya rusak parah, memaksanya cari uang sampingan. Tawaran menulis cerita erotis untuk platform web novel terdengar gila, tapi bayarannya menggiurkan. Dengan imajinasi liar yang terpendam, Danbi ciptakan kisah “dongeng dewasa” yang viral, tapi identitasnya bocor dan menyeret Siwon, rekan kerjanya yang kaku, ke pusaran gosip kantor.
Lee Jong-seok, yang sebelumnya sukses dengan The Negotiation, pandai bangun konflik dari situasi absurd ini. Adegan Danbi bergulat dengan ide-ide nakal sambil pura-pura polos di kantor jadi sumber tawa utama, mirip campuran Bridget Jones’s Diary versi Korea dengan sentuhan 50 Shades of Grey yang ringan. Twist romantis muncul saat Siwon, awalnya anti-sosial, mulai tertarik pada sisi liar Danbi—menciptakan chemistry yang manis tapi tak bertele-tele. Film ini tak cuma soal seks; ia gali bagaimana tekanan sosial bikin wanita seperti Danbi sembunyikan hasrat, tapi akhirnya temukan kebebasan lewat tulisan. Penonton Korea sambut hangat opening weekend dengan 65 ribu penonton, meski box office keseluruhan capai 165 ribu admissions—cukup solid untuk debut Januari.
Kekuatan Akting dan Humor yang Segar
Park Ji-hyun, yang baru saja bintangi thriller erotis Hidden Face, tampil brilian sebagai Danbi. Ia gabungkan kepolosan gadis desa dengan ledakan imajinasi liar, bikin karakternya relatable dan menggemaskan. Tatapannya yang bingung saat baca konten dewasa atau saat nulis scene panas di kamar mandi kantor—itu momen-momen yang bikin ngakak sekaligus empati. Choi Si-won, mantan Super Junior, juga tak kalah, transformasi dari pria kaku jadi kekasih potensial terasa natural, tambah pesona idola K-pop-nya yang bikin fangirl meleleh.
Pemeran pendukung seperti Sung Dong-il sebagai bos tim yang bijak dan Kwak Ja-hyoung sebagai sahabat Danbi perkuat dinamika kelompok, ciptakan humor situasional yang tak pakai dialog murahan. Adegan lift yang ikonik—di mana Danbi salah kirim file erotis ke grup kantor—jadi highlight, campur kekacauan fisik dan awkwardness emosional yang khas Korea. Visualnya cerah dan dinamis, dengan Seoul modern sebagai latar yang kontras dengan “dongeng” imajinatif Danbi. Soundtrack pop ringan, termasuk lagu tema yang catchy, tambah vibe fun tanpa mengganggu alur. Bagi yang suka komedi dewasa, ini lebih halus dari film erotis barat, fokus pada tawa daripada sensasi mentah.
Kelemahan dan Respons Penonton: Review Film Korea: Forbidden Fairytale (2025)
Meski punya banyak pesona, Forbidden Fairytale tak luput kritik. Beberapa adegan erotis terasa terlalu ringan untuk rating 18+, seperti kritik dari penonton yang bilang film ini “terlalu pemalu” untuk janji komedi seksnya. Plot kadang lompat-lompat, terutama saat gali latar belakang Danbi yang terlalu cepat, bikin emosi romantis kurang dalam. Di Korea, respons campur: buka di posisi pertama tapi turun ke #9, dengan box office $1,1 juta dari 168 ribu penonton—lumayan tapi tak meledak seperti hits K-movie lain. Penonton internasional lebih antusias, beri skor 7.2 di situs review, puji pelajaran berharga tentang seksualitas tanpa vulgaritas berlebih.
Beberapa bilang film ini mirip Love and Leashes tapi lebih punya plot substansial, bukan cuma fan service. Namun, bagi yang cari horor erotis, ini terlalu bubbly. Di festival seperti Fantasia, ia dapat pujian sebagai contoh bagaimana Korea jaga sektor softcore sambil tambah narasi sosial. Secara keseluruhan, kelemahan ini tak rusak keseruan, tapi bikin film terasa seperti camilan enak, bukan hidangan utama.
Kesimpulan
Forbidden Fairytale adalah komedi romantis Korea yang segar dan menghibur, dengan Park Ji-hyun sebagai bintang yang bikin Danbi jadi ikon perjuangan perempuan modern di balik topeng polos. Dari humor absurd kantor hingga romansa yang manis, film ini bukti bahwa erotis bisa dibahas dengan tawa, bukan malu-malu. Meski ada celah di kedalaman plot, ia sukses hibur penonton yang haus cerita ringan tapi bermakna. Di 2025 yang penuh K-content, ini jadi rekomendasi wajib untuk malam santai—nonton di bioskop atau streaming Viki, dan siap-siap ketawa sampai perut kram. Skor 3.5/5: lucu, relatable, dan sedikit nakal, persis seperti dongeng dewasa yang kita butuh.