review-dari-film-jalan-pulang

Review Dari Film Jalan Pulang

Review Dari Film Jalan Pulang. Jalan Pulang, film drama Indonesia yang dirilis pada 2025, menjadi sorotan karena kisahnya yang menyentuh hati tentang perjuangan sebuah keluarga untuk bersatu kembali di tengah tantangan hidup. Disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko dan dibintangi oleh Prilly Latuconsina, Ringgo Agus Rahman, dan Kinaryosih, film ini menggambarkan perjalanan emosional seorang anak yang mencari ibunya di tengah bencana alam dan konflik keluarga. Dengan sinematografi yang memukau dan narasi yang kuat, Jalan Pulang berhasil menarik perhatian penonton Indonesia. Artikel ini akan mengulas kekuatan narasi, performa aktor, elemen teknis, kelemahan film, dan dampaknya bagi penonton. BERITA BOLA

Narasi yang Menyentuh Hati

Jalan Pulang berfokus pada Ayu (Prilly Latuconsina), seorang gadis muda yang melakukan perjalanan berbahaya untuk menemukan ibunya, Sari (Kinaryosih), yang terpisah akibat banjir bandang di sebuah desa terpencil di Jawa Tengah. Cerita ini mengeksplorasi tema pengampunan, pengorbanan, dan ikatan keluarga, dengan subplot tentang hubungan Ayu dan ayahnya, Bima (Ringgo Agus Rahman), yang penuh ketegangan akibat masa lalu. Alur cerita yang non-linear, dengan kilas balik yang memperlihatkan luka keluarga, memberikan kedalaman emosional. Adegan klimaks, di mana Ayu menghadapi dilema antara menyelamatkan diri atau terus mencari ibunya, menjadi momen yang membuat penonton terpaku. Narasi ini berhasil menangkap esensi perjuangan manusia dalam menghadapi rintangan hidup.

Performa Aktor yang Memukau

Prilly Latuconsina menampilkan performa luar biasa sebagai Ayu, memadukan kerentanan dan kekuatan dalam karakter yang kompleks. Ekspresinya saat menghadapi keputusasaan di tengah banjir terasa autentik, membuat penonton ikut merasakan beban emosinya. Ringgo Agus Rahman, sebagai ayah yang berjuang menebus kesalahan masa lalu, menghadirkan penampilan yang penuh lapisan, terutama dalam adegan konfrontasi dengan Ayu. Kinaryosih, meski memiliki waktu layar lebih sedikit, mencuri perhatian dengan peran ibu yang penuh pengorbanan, terutama dalam adegan kilas balik yang mengharukan. Pemeran pendukung, seperti Reza Rahadian sebagai relawan bencana, menambah warna tanpa mengalihkan fokus dari cerita utama. Chemistry antaraktor menjadi salah satu kekuatan besar film ini.

Elemen Teknis yang Mengesankan

Sinematografi oleh Vera Lestafa menonjol dengan pengambilan gambar yang menangkap keindahan alam Jawa Tengah sekaligus kekacauan bencana. Adegan banjir, yang menggunakan kombinasi efek praktis dan CGI, terasa realistis dan menegangkan, meski anggaran produksi hanya sekitar Rp 15 miliar. Skor musik karya Abel Huray memperkuat suasana emosional, dengan melodi berbasis gamelan yang memberikan nuansa lokal. Pengeditan yang rapi memastikan transisi antara kilas balik dan alur utama tidak membingungkan, meski beberapa penonton merasa tempo di paruh pertama sedikit lambat. Desain produksi, seperti penggambaran desa yang porak-poranda, menambah kedalaman visual tanpa terasa berlebihan.

Kelemahan Film: Review Dari Film Jalan Pulang

Meski kuat secara keseluruhan, Jalan Pulang memiliki beberapa kelemahan. Durasi 128 menit terasa sedikit panjang, terutama karena beberapa adegan kilas balik yang berulang-ulang mengurangi momentum narasi. Subplot tentang relawan bencana, meski menarik, terasa kurang tergali, meninggalkan beberapa pertanyaan tentang motivasi karakter pendukung. Selain itu, beberapa penonton mungkin merasa bahwa konflik keluarga diselesaikan terlalu cepat di akhir, memberikan kesan yang sedikit terburu-buru. Meski begitu, kelemahan ini tidak mengurangi dampak emosional keseluruhan, terutama bagi penonton yang tersentuh oleh tema keluarga dan pengampunan.

Dampak dan Relevansi: Review Dari Film Jalan Pulang

Jalan Pulang berhasil menarik perhatian penonton Indonesia, dengan pendapatan box office mencapai Rp 50 miliar dalam dua minggu pertama, menurut data Visinema Pictures. Film ini juga mendapat pujian di festival film lokal seperti Jogja-NETPAC Asian Film Festival, di mana Prilly Latuconsina dinominasikan sebagai aktris terbaik. Media seperti Kompas memuji pendekatan realistis film ini terhadap isu bencana dan keluarga, sementara penonton di media sosial menyebutnya sebagai “cerita yang membuat menangis dan merenung.” Film ini juga memicu diskusi tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana di Indonesia, sekaligus mengukuhkan posisi Angga Dwimas Sasongko sebagai sutradara papan atas. Bagi penonton, Jalan Pulang menjadi pengingat akan kekuatan ikatan keluarga di tengah cobaan.

Kesimpulan: Review Dari Film Jalan Pulang

Jalan Pulang adalah sebuah karya sinematik yang kuat, memadukan narasi emosional tentang keluarga dengan penggambaran realistis tentang bencana alam. Performa memukau dari Prilly Latuconsina, Ringgo Agus Rahman, dan Kinaryosih, didukung sinematografi dan musik yang menyentuh, menjadikan film ini pengalaman yang mendalam. Meski memiliki kelemahan seperti durasi yang agak panjang dan subplot yang kurang tergali, Jalan Pulang berhasil menyampaikan pesan tentang pengampunan dan ketahanan. Film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi penonton untuk menghargai keluarga dan menghadapi tantangan hidup dengan keberanian, menjadikannya salah satu film Indonesia terbaik di 2025.

BACA SELENGKAPNYA DI..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *