review-film-my-stupid-boss

Review Film My Stupid Boss

Review Film My Stupid Boss. Rilis Maret 2016, My Stupid Boss langsung jadi box office dengan lebih dari 3 juta penonton dalam waktu singkat, rekor untuk film komedi Indonesia saat itu. Diadaptasi dari novel seri karya Chaos@Work, film yang disutradarai Upi ini bawa tawa lepas sekaligus rasa “ini gue banget” buat siapa saja yang pernah punya atasan aneh. Hampir 10 tahun kemudian di 2025, film ini masih sering diputar ulang di TV kabel dan jadi referensi wajib tiap curhat soal bos toksik. BERITA BOLA

Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari di Puncak Komedi: Review Film My Stupid Boss

Reza Rahadian sebagai Bossman benar-benar mencuri show. Logat Melayu yang kental, ekspresi polos tapi nyebelin, sampai gaya jalan yang khas, semua dibawakan dengan timing komedi sempurna. Ia berhasil bikin penonton benci sekaligus kasihan sama karakter yang egois, paranoid, pelit, tapi lucu banget. Bunga Citra Lestari sebagai Diana juga luar biasa; dari karyawan teladan yang akhirnya meledak, emosinya terasa nyata dan bikin penonton ikut geregetan lalu lega saat ia balas dendam kecil-kecilan. Chemistry keduanya jadi bahan bakar utama tawa sepanjang film.

Humor yang Dekat Banget sama Realitas Kantor: Review Film My Stupid Boss

Yang bikin film ini beda adalah leluconnya nggak dibuat-buat. Dari rapat yang nggak jelas tujuannya, bos yang suka ngomong pake bahasa campur aduk, sampai karyawan yang takut ngomong jujur karena takut kena SP, semuanya seperti diambil langsung dari grup chat kantor kita. Adegan Bossman nyanyi “Kerennn… kerennn…” sambil muter-muter kursi atau ngasih tugas mustahil dengan deadline kemarin sudah jadi meme abadi di dunia perkantoran Indonesia. Bahkan di 2025, kalau ada bos ngomong “ini urgent tapi penting”, langsung dikomentari “My Stupid Boss banget”.

Produksi Sederhana Tapi Efektif

Lokasi syuting yang cuma di kantor, rumah, dan jalanan Kuala Lumpur ternyata nggak mengurangi keseruan. Malah bikin film ini terasa ringan dan nggak pretensius. Musik latar yang ceria, editing cepat di bagian komedi, dan penggunaan slow-motion di momen-momen absurd justru menambah daya ledak tawanya. Film ini bukti bahwa komedi yang bagus nggak butuh budget besar, cukup karakter kuat dan observasi tajam terhadap kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

My Stupid Boss berhasil jadi cermin lucu sekaligus terapi buat jutaan pekerja yang setiap hari berhadapan dengan atasan “spesial”. Reza dan BCL membuktikan mereka nggak cuma jago drama, tapi juga komedi kelas atas. Hampir 10 tahun berlalu, film ini masih relevan banget, malah makin terasa karena kerja hybrid dan bos remote yang kadang lebih absurd dari Bossman. Kalau kamu lagi stres sama kerjaan, tonton film ini. Dijamin pulang dengan perut sakit karena ketawa dan hati lebih ringan, karena ternyata bos paling gila di dunia nyata masih kalah sama Bossman. Komedi terbaik adalah yang bikin kita ketawa sambil bilang, “Eh, ini beneran ada di kantor gue!” Dan My Stupid Boss berhasil lakukan itu dengan sempurna.

BACA SELENGKAPNYA DI..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *