Review Film Hereditary
Review Film Hereditary. Pada Agustus 2025, Hereditary (2018), karya sutradara Ari Aster, kembali menjadi perbincangan setelah diputar ulang di beberapa bioskop independen di Indonesia. Film horor psikologis ini, yang debut sebagai salah satu film paling menyeramkan dekade lalu, terus memikat penonton dengan narasi kelam dan atmosfer mencekam. Dianggap sebagai salah satu karya terbaik dalam genre horor modern, Hereditary menawarkan pengalaman yang mengguncang emosi. Apa cerita di balik film ini, mengapa layak ditonton sekarang, dan apa saja kelebihan serta kekurangannya? Berikut ulasan lengkapnya. BERITA LAINNYA
Ringkasan Pendek Tentang Film Ini
Hereditary mengisahkan keluarga Graham yang berhadapan dengan serangkaian tragedi setelah kematian nenek mereka, Ellen. Annie Graham (Toni Collette), seorang seniman miniatur, berusaha mengatasi duka sambil menghadapi perilaku aneh anak-anaknya, Peter (Alex Wolff) dan Charlie (Milly Shapiro). Ketegangan meningkat ketika rahasia kelam keluarga terungkap, melibatkan warisan supranatural yang mengancam nyawa mereka. Dengan durasi 127 menit, film ini menggabungkan horor psikologis dengan elemen okultisme, menciptakan pengalaman yang intens dan penuh simbolisme. Penampilan akting yang kuat dan visual yang mencekam menjadikan Hereditary lebih dari sekadar film horor biasa.
Alasan Film Ini Harus Ditonton di Tahun 2025
Di tahun 2025, Hereditary tetap relevan karena pendekatan uniknya dalam mengeksplorasi trauma keluarga, kehilangan, dan gangguan mental—tema yang kian terasa di era modern. Sinematografi Ari Aster, dengan pengambilan gambar yang presisi dan penggunaan bayangan, memberikan pengalaman visual yang memukau di layar lebar. Pemutaran ulang di bioskop memungkinkan penonton menikmati kualitas suara dan gambar yang lebih imersif, memperkuat ketegangan film. Selain itu, performa Toni Collette yang luar biasa, yang sempat dinominasikan untuk berbagai penghargaan, tetap menjadi daya tarik utama. Bagi pecinta horor atau mereka yang ingin mendalami narasi emosional, Hereditary adalah pengalaman yang tidak boleh dilewatkan.
Sisi Positif dan Negatif Dari Film Ini
Sisi positif Hereditary terletak pada penyutradaraan Ari Aster yang brilian dan akting kelas atas dari Toni Collette, yang menghidupkan karakter Annie dengan emosi mentah dan autentik. Alex Wolff dan Milly Shapiro juga memberikan penampilan memukau, terutama dalam adegan-adegan penuh ketegangan. Desain suara dan musik karya Colin Stetson menciptakan atmosfer mencekam yang memperkuat horor psikologis. Penggunaan simbolisme, seperti miniatur rumah yang merefleksikan kontrol dan nasib, menambah kedalaman narasi. Namun, film ini memiliki kekurangan. Tempo lambat di paruh pertama mungkin membuat sebagian penonton merasa bosan, terutama mereka yang mengharapkan horor dengan aksi cepat. Selain itu, elemen supranatural di babak ketiga terasa berlebihan bagi sebagian penonton, mengurangi fokus pada drama keluarga yang menjadi kekuatan awal film.
Kesimpulan: Review Film Hereditary
Hereditary tetap menjadi salah satu film horor psikologis terbaik yang wajib ditonton di 2025, terutama dengan pemutaran ulangnya di bioskop yang menawarkan pengalaman lebih intens. Dengan cerita tentang trauma dan warisan kelam, film ini mengguncang emosi sekaligus memikat secara visual. Meski temponya lambat di awal dan elemen supranaturalnya menuai kritik, kelebihan seperti akting luar biasa dan penyutradaraan cemerlang membuatnya tak terlupakan. Hereditary adalah bukti bahwa horor bisa lebih dari sekadar ketakutan, tetapi juga cerminan sisi gelap manusia yang menggugah pikiran dan perasaan.