Review Film Lady Bird
Review Film Lady Bird. Lady Bird, film drama komedi yang dirilis pada 2017, kembali menjadi perbincangan setelah tayang ulang di beberapa bioskop independen di Jakarta pada 8 Agustus 2025, seiring tren nostalgia film coming-of-age. Disutradarai Greta Gerwig dan dibintangi Saoirse Ronan, film ini mengisahkan Christine “Lady Bird” McPherson, seorang remaja yang menjalani tahun terakhir SMA di Sacramento, California, pada 2002. Dengan narasi yang jujur dan emosional, film ini mengeksplorasi dinamika keluarga, identitas diri, dan mimpi masa muda, menjadikannya relevan bagi penonton lintas generasi. BERITA LAINNYA
Makna Film Ini
Lady Bird menggambarkan perjuangan seorang remaja dalam menemukan jati diri di tengah ekspektasi sosial dan konflik keluarga. Christine, yang bersikeras dipanggil Lady Bird, ingin melarikan diri dari kehidupan kelas menengahnya di Sacramento menuju kota besar seperti New York. Film ini menyoroti hubungan rumit antara Lady Bird dan ibunya, Marion (Laurie Metcalf), yang penuh cinta namun sering tegang akibat perbedaan pandangan. Makna utama film ini terletak pada penerimaan diri dan penghargaan terhadap akar kehidupan, serta bagaimana perjalanan menuju kedewasaan membentuk cara kita memandang cinta dan pengorbanan keluarga.
Alasan Film Ini Layak Ditonton
Lady Bird wajib ditonton karena keautentikan ceritanya dan akting yang memukau. Saoirse Ronan menampilkan performa luar biasa sebagai Lady Bird, menangkap emosi remaja dengan sempurna—dari pemberontakan hingga kerentanan. Chemie antara Ronan dan Metcalf menghidupkan dinamika ibu-anak yang relatable. Disutradarai dengan sensitif oleh Gerwig, film ini menyeimbangkan humor dan drama dengan pacing yang tepat. Sinematografi yang hangat dan soundtrack seperti “Crash Into Me” oleh Dave Matthews Band menambah nostalgia era 2000-an. Film ini cocok bagi siapa saja yang ingin merenungi masa muda atau memahami kompleksitas hubungan keluarga.
Sisi Positif dan Negatif Dari Film Ini
Kelebihan Lady Bird terletak pada narasi yang jujur dan karakter yang terasa nyata. Dialognya tajam, mencerminkan kehidupan sehari-hari tanpa terasa dibuat-buat. Penggambaran Sacramento sebagai latar menambah kedalaman cerita, menunjukkan keindahan dalam kesederhanaan. Performa Ronan dan Metcalf bahkan dinominasikan untuk Oscar, menegaskan kualitas aktingnya. Namun, film ini memiliki kekurangan. Alur cerita kadang terasa terlalu cepat, terutama dalam mengeksplorasi hubungan Lady Bird dengan teman dan pacarnya, yang membuat beberapa karakter pendukung kurang berkembang. Bagi sebagian penonton, fokus pada konflik keluarga mungkin terasa repetitif.
Kesimpulan: Review Film Lady Bird
Lady Bird adalah permata sinematik yang menawarkan pandangan tulus tentang perjalanan menuju kedewasaan. Dengan akting memukau dari Saoirse Ronan dan Laurie Metcalf, serta arahan Greta Gerwig yang penuh empati, film ini berhasil menggugah emosi tanpa berlebihan. Meski ada kekurangan dalam pengembangan karakter pendukung, kekuatan narasi dan kepekaan emosionalnya membuatnya layak ditonton ulang di bioskop pada 2025. Film ini mengajak kita merenungi hubungan keluarga, mimpi masa muda, dan pentingnya menerima diri sendiri, menjadikannya karya yang relevan dan menginspirasi bagi semua usia.